Semarang selalu unik. Sebagai salah satu kota bandar tua, ia menjadi saksi dari silang budaya di masa lampau. Eropa atau Belanda, para pedagang dari Cina, dan penduduk pribumi Jawa adalah tiga etnis yang pernah hidup dalam kurun waktu yang sama. Dan itulah yang memberi corak khas pada perkembangan Kota Semarang.
Hingga kini jejak kota peranakan itu masih bisa dinikmati. Sebut saja jika kita berkunjung ke kawasan kota lama di Semarang bagian utara. Ratusan bangunan kuno dengan arsitektur bergaya bangunan Eropa yang masih menyisakan kegagahannya boleh jadi dapat memancing imajinasi para pelancong untuk mengenang masa silam. Tak hanya sekedar sebagai tempat bangunan – bangunan tua berada, namun di kawasan Kota Lama ini denyut kehidupan sosial-budayanya pun masih menyisakan semangat klangenan gaya lama. Seperti tradisi sabung ayam yang masih diadakan setiap hari pada siang harinya. Sabung ayam biasanya dilakukan di gang yang diapit oleh bangunan-bangunan tua kolonial.
Menyusuri kawasan Kota Lama bisa dengan beberapa cara, paling praktis mengendarai mobil atau sepeda motor. Jalanan lebar memudahkan anda untuk mengitari area seluas tiga puluh dua hektar hanya dalam lima menit. Tapi tentu saja yang paling asyik adalah berjalan kaki. Sambil menikmati perjalanan, anda dapat hunting foto menarik melalui bangunan-bangunan tua kolonial yang ada di sana.
Ayunan langkah dan mencecap aroma masa lampau yang terpancar dari bangunan – bangunan kuno adalah sebuah kemewahan yang tak ternilai. Kota ini bisa menjadi salah satu alternatif tempat wisata yang tidak merogoh kocek terlalu banyak, tapi manfaatnya untuk pengalaman dan sejarah tentunya luar biasa.
Ghela Rakhma Islamey
D2C009064
Tidak ada komentar:
Posting Komentar