Semarang dikenal juga dengan maskotnya yang lain yaitu Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), yang sama – sama sering digunakan untuk syuting, seperti acara Tabligh Akbar yang disiarkan di TV Nasional, atau acara-acara lain seperti wisata religi masyarakat, liputan khusus di bulan Ramadhan, bahkan sampai foto Pra Wedding bisa dilakukan disini, tapi lebih tepatnya tidak di Mesjid Utama, umumnya mengambil gambar di pelataran mesjid yang terdiri dari tiang dengan lingkaran diatas seukuran 270 derajat yang sarat dengan tulisan kalighrafi Al-Qur’an.
Maskot –maskot lain yang tak kalah membuat masyarakat ‘ngeh’ akan Semarang adalah Tugu muda, Klenteng Sam Po Koong, Kota lama, panganan khas seperti Lumpia, Tahu petis, Wingko babat, Bandeng, sampai masalah yang seperti cuaca yang panas menusuk juga fakta masalah Semarang yang kaline banjir, menjadi suatu simbol, dan dikenal serta terkenal, hingga orang-orang kenal akan Semarang.
Mainan Warak Ngendogh |
Warak Ngendogh ini wajar hanya dikenal dalam peristiwa tertentu yaitu Dugderan. Acara ini merupakan acara puncak bentuk penyambutan datangnya bulan suci Ramadhan yang dulunya dilaksanakan di Daerah alun-alun kota Semarang, meskipun sebenarnya festival Dugderan itu pasti berkeliling, tidak hanya di satu tempat, berkeliling dengan sang maskot Warak Ngendog, tapi basis keramaiannya berada di sekitar Mesjid Kauman, dekat Pasar Johar.
Kemunculan Warak Ngendogh yang hanya dalam bentuk patung arak-arakan dugderan dan mainan anak-anak pada saat dugderan, menjadi pemicu kurang terkenalnya maskot unik Semarang ini, tapi apa mau dikata, ketentuan budaya yang berlaku di Masyarakat adalah demikian. Berbeda dengan apa yang dinyatakan dalam situs Visit Semarang bahwa Warak Ngendogh itu menjadi identitasnya Semarang, maka di beberapa titik pusat kota, rencananya akan dibangun patung Warak Ngendogh sebagai penegas jati diri dan ciri khas kota Semarang.
Wuih...Semoga segera terwujud....Amin !
Isti Murfia
D2C009004