Selasa, 03 Januari 2012

Berbagai Maskot Identitas, Khas Kota Semarang

Sampai saat ini, kebayakan orang mengenal Semarang melalui bangunan kuno Lawang Sewu yang dikenal sebagai bangunan angker, karena diyakini bangunan peninggalan Belanda itu dihuni beragam penghuni dunia lain. Lawang Sewu juga acapkali dijadikan tempat syuting yang berbau mistis, seperti program acara Dunia Lain Trans TV. Padahal, sejarah bangunan ini berkata lain, dulunya tempat ini merupakan kantor kereta api yang dikelola oleh perusahaan Netherlandsch Indische Spoorwagen (NIS).

Semarang dikenal  juga dengan maskotnya yang lain yaitu Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), yang sama – sama sering digunakan untuk syuting, seperti acara Tabligh Akbar yang disiarkan di TV Nasional, atau acara-acara lain seperti wisata religi masyarakat, liputan khusus di bulan Ramadhan, bahkan sampai foto Pra Wedding bisa dilakukan disini, tapi lebih tepatnya tidak di Mesjid Utama, umumnya mengambil gambar di pelataran mesjid yang terdiri dari tiang dengan lingkaran diatas seukuran 270 derajat yang sarat dengan tulisan kalighrafi Al-Qur’an.
Maskot –maskot lain yang tak kalah membuat masyarakat ‘ngeh’ akan Semarang adalah Tugu muda, Klenteng Sam Po Koong, Kota lama, panganan khas seperti Lumpia, Tahu petis, Wingko babat, Bandeng, sampai masalah yang  seperti cuaca yang panas menusuk juga fakta masalah Semarang yang kaline banjir, menjadi suatu simbol, dan dikenal serta terkenal, hingga orang-orang kenal akan Semarang.
Mainan Warak Ngendogh
Tapi, kenal Semarang dari maskot yang benar-benar jati diri kota Semarang jarang terjadi, hal ini mungkin karena sang maskot muncul setahun sekali dalam peristiwa tertentu. Warak Ngendogh, nama sang maskot, bentuknya sangat unik, terdiri dari perpaduan tiga hewan yang melambangkan keragaman etnis di Semarang, seperti Naga (China) yang menjadi bagian kepala, Buraq (Arab) melengkapi bagian perut, dan Kambing (Jawa) menjadi tumpuan, yakni di bagian kaki. Selain itu, biasanya akan ditaruh telur di bawah kaki warak, makanya kenapa disebut warak ngendogh (Ndogh = Telur – Bahasa Jawa).

Bentuk utuh Warak Ngendogh
Warak Ngendogh ini wajar hanya dikenal dalam peristiwa tertentu yaitu Dugderan. Acara ini merupakan acara puncak  bentuk penyambutan datangnya bulan suci Ramadhan yang dulunya dilaksanakan di Daerah alun-alun kota Semarang, meskipun sebenarnya festival Dugderan itu pasti berkeliling, tidak hanya di satu tempat, berkeliling dengan sang maskot Warak Ngendog, tapi basis keramaiannya berada di sekitar Mesjid Kauman, dekat Pasar Johar.
Kemunculan Warak Ngendogh yang hanya dalam bentuk patung arak-arakan dugderan dan mainan anak-anak pada saat dugderan, menjadi pemicu kurang terkenalnya maskot unik Semarang ini, tapi apa mau dikata, ketentuan budaya yang berlaku di Masyarakat adalah demikian. Berbeda dengan apa yang dinyatakan dalam situs Visit Semarang bahwa Warak Ngendogh itu menjadi identitasnya Semarang, maka di beberapa titik pusat kota, rencananya akan dibangun patung Warak Ngendogh sebagai penegas jati diri dan ciri khas kota Semarang.

Wuih...Semoga segera terwujud....Amin !
                                                                                                                                   
Isti Murfia
D2C009004